Jumat, 23 Maret 2012

Dawet Ireng Khas Butuh


Monggo Monggo ngicip ngicip Dawet Ireng khas Purworejo Jembatan Butuh yang sudah mendunia haha check it out…..
      Dimulai dari sejarahnya, konon dawet ireng ini awal mulanya dipasarkan oleh Mbah Ahmad sekitar tahun 1950 di daerah sebelah timur jembatan Butuh, Purworejo.
Sepertinya memang tak ada bedanya dengan es dawet yang biasanya berwarna hijau. Penyajiannya juga sama, dalam mangkuk dan dilengkapi santan dan gula merah. Pembeda utamanya, dawet ini berwarna ireng atau hitam pekat. Apa yang menjadikannya istimewa? Keunggulannya adalah dawet ini berkasiat sebagai pereda panas dalam serta memperlancar pencernaan. Bahan dasar dawet ini adalah tepung aren dan tepung erot dengan garam yang berfungsi sebagai perasa. Sedangkan warna hitam dawet ini ternyata terbuat dari merang, atau daun padi yang dibakar sampai gosong lalu diambil airnya. Satu hal lagi yang membedakan, jika dawet hijau dibuat dari tepung beras, dawet ireng ini dibuat dari sagu.
       Dalam penyajian, campuran cukup sederhana, yakni menggunakan santan, gula jawa dan dawet sebagai bahan utama. Meski demikian, kesederhanaan yang ada tidak menyebabkan rasa dawet ireng ini kehilangan rasa lezat. Rasanya pas tidak terlalu manis. Begitu juga dengan santan yang tidak terlalu kental terasa segar di mulut. Dawet  ini akan lebih nikmat jika diminum dalam keadaan dingin.

Sudah terasa lezatnya bukaan???@#$%^&* :')

      Dawet ireng kemudian menjadi komoditi utama kuliner Purworejo, sekarang hampir sepajang jalan mulai Purworejo hingga Kebumen tersedia " DAWET IRENG KHAS BUTUH ” demikian poster atau spanduk yang ada disetiap warung yang menjual dawet.


hmmm rasanya yang luar biasa uenak rek…pokoke mak nyuuuussss lah… buktikan sendiri!!
semangkuk diberandol 4000 aja, murah banget ga sech untuk sebuah warisan budaya yang wajib dipertahankan??:D

Inspirasi: http://wisata.kompasiana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar