Istilah Web 2.0 pertama-kali digunakan oleh
Tim O'Reilly dan Dale Douherty pada 2004 untuk menggambarkan karakteristik dari
perusahaan-perusahaan dotcom yang berhasil selamat dari keruntuhan industri
dotcom pada tahun 1990-an. Perusahaan-perusahaan tersebut ternyata memiliki
website yang bersifat kolaboratif, interaktif, dinamis, dan tidak ada batasan
tegas antara penciptaan dan penggunaan isi materi
web-site.
Menurut
Paul Graham, nama 2.0 muncul dari sebuah brainstorming untuk memberi
nama konferensi tentang Web yang baru. Mereka berpendapat bahwa sesuatu yang
baru akan muncul. Dan yang baru itulah disebut Web 2.0 meski masih memiliki
banyak ragam interpretasi.
Menurut tim O’Reilly tahun (2005) definisi web
2.0 memiliki batasan tersendiri, diantara sebagai berikut :
1. web
2.0 menggunakan jaringan sebagai landasan kerja yang menjangkau semua peralatan
terkoneksi.
2. penerapan web 2.0
memanfaatkan keunggulan intrinsik landasan kerja tersebut.
3. menyediakan peranti lunak
yang secara kontinyu diperbaiki karena semakin banyak pengguna yang
berpartisipasi dalam upaya itu.
4. memakai dan memadukan data
dari beragam sumber termasuk dari setiap individu pemakai
5. menyediakan data dan jasa
dalam format yang memungkinkan dipadukan oleh pihak lain .
6. menciptakan keunggulan jaringan dengan memakai arsitektur yang
cocok untuk partisipasi banyak pihak.
7. melebihi kemampuan Web 1.0
karena diperkaya oleh pengalaman para pengguna.
Kriteria di atas menunjuk pada dua hal yang saling mendukung dan
menguatkan yaitu sisi teknologi dan sisi hubungan manusia dalam bentuk
partisipasi. Sisi teknologi diwakili dengan kelompok peranti blogs,
wikis,RSS,, dll. Sisi sosial adalah dengan terbentuknya jejaring sosial
yang akhir-akhir ini semakin meluas. Dengan kata lain web 2.0 adalah kecanggihan
teknologi dan kekuatan partisipasi. Jika dibandingkan dengan WEB 1.0 yang generasinya berperanan dalam penciptaan web terbatas
pada sedikit komponen saja, seperti web designer, dan web content developer.
Baru setelah web dipandang selesai, maka website di publikasikan. Kemudian,
pengguna akan mengakses informasi yang disajikan dalam website.Pada generasi
Web 1.0, proses yang berlangsung adalah bersifat monolog, yaitu dari webcontent
developer kepada pengguna. Sedangkan pada web 2.0, pengguna dapat terlibat
dalam mengembangkan isi website.
Ciri ciri WEB 2.0 adalah :
•
Web 2.0 memiliki karakter kolaboratif.
•
Web
2.0.bersifat interaktif, di mana pengguna dapat berinteraksi secara real-time dengan
sesama pengguna lain, ataupun dengan pembuat website
•
Bersifat multimedia, di mana web2.0.
mengakomodasi kehadiran materi-materi lain selain teks, yaitu materi audio,
ataupun vide
Jika
kita berbicara mengenai perpustakaan, istilah Perpustakaan 2.0 pertama-kali
digunakan oleh Michael E. Casey dalam blog-nya
yang bernama Library Crunch
. Dalam blog tersebut, Casey merumuskan perpustakaan 2.0 secara sangat luas, yaitu lebih dari sekedar teknologi sementara Laura C. Savastinuk menulis, dalam Library Journal, 9/1/2006 yang berjudul Library 2.0 : Service for the next-generation library. Dalam tulisan tersebut dikatakan bahwa P 2.0 dapat merevitalisasi cara kita berinteraksi dan melayani pengguna kita. Jantung P 2.0 adalah perubahan yang berpusat pada pengguna. Merupakan model layanan perpustakaan yang mendorong perubahan berkelanjutan yang berguna, dengan mengundang partisipasi pemakai dalam menciptakan serta mengevaluasi baik layanan fisik maupun virtual yang mereka kehendaki. Juga berupaya mencari pengguna baru dan melayani pengguna yang sudah ada dengan lebih baik.
. Dalam blog tersebut, Casey merumuskan perpustakaan 2.0 secara sangat luas, yaitu lebih dari sekedar teknologi sementara Laura C. Savastinuk menulis, dalam Library Journal, 9/1/2006 yang berjudul Library 2.0 : Service for the next-generation library. Dalam tulisan tersebut dikatakan bahwa P 2.0 dapat merevitalisasi cara kita berinteraksi dan melayani pengguna kita. Jantung P 2.0 adalah perubahan yang berpusat pada pengguna. Merupakan model layanan perpustakaan yang mendorong perubahan berkelanjutan yang berguna, dengan mengundang partisipasi pemakai dalam menciptakan serta mengevaluasi baik layanan fisik maupun virtual yang mereka kehendaki. Juga berupaya mencari pengguna baru dan melayani pengguna yang sudah ada dengan lebih baik.
Kemudian
pengertian dari P 2.0 menurut Mannes,
dalam artikelnya berjudul “Library 2.0 Theory: Web 2. 0and Its Implications for
Libraries” mengusulkan definisi yang sempit untuk istilah Perpustakaan 2.0,
yaitu sebagai “penerapan teknologi berbasis web yang bersifat interaktif,
kolaboratif, dan multi-media dalam menyediakan pelayanan dan mengelolakoleksi
perpustakaan. Dan batasannya menurut Sarah Houghton adalah membuat ruang
perpustakaan (baik fidik maupun virtual) menjadi lebih interaktif, kolaboratif,
dan didorong oleh kebutuhan masyarakat pemakai. Awal upaya yang dilakukan antara lain dengan menggunakan blogs, permainan
(games), dan situs foto bersama. Hal yang mendasar adalah agar orang
kembali menggunakan perpustakaan; dengan membuat perpustakaan sesuai dengan
kehendak dan kebutuhan hidup keseharian para pemakai. Membuat perpustakaan
sebagai tujuan utama dan bukan pilihan akhir.
Contoh perpustakaan yang menerapkan P 2.0 adalah perpustakaan universitas muhamadiyah malang dengan alamat http://www.lib.umm.ac.id.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar